//

Membantu Orang Lain: Sifat Universal Manusia

Ketika berbicara tentang kebaikan, kemurahan hati, kemarahan, dan keingintahuan, sering timbul pertanyaan: apakah sifat-sifat ini lebih banyak dibentuk oleh cara kita dibesarkan atau apakah itu hanya bagian dari diri kita?

Untuk menggali akar kerja sama dan kebaikan, sekelompok peneliti dari UC Los Angeles memutuskan untuk mengamati orang-orang dalam budaya yang berbeda dan melihat seberapa sering mereka saling membantu dalam situasi sehari-hari.

Para peneliti ini — dipimpin oleh sosiolog keren Giovanni Rossi — menonton lebih dari 40 jam video dari tempat-tempat seperti Italia, Polandia, Rusia, Aborigin Australia, Ekuador, Laos, Ghana, dan Inggris.

Mereka fokus pada saat-saat ketika orang meminta bantuan, baik dengan meminta secara verbal atau terlihat bergumul dengan sesuatu yang berat. Mereka menemukan lebih dari 1.000 contoh ini dan memeriksa bagaimana tanggapan orang.

Baca: Rasa Syukur dan Kebahagian

Hasil penelitian mereka menemukan bahwa orang lebih cenderung mengatakan “ya” untuk membantu daripada mengatakan “tidak”. 

Faktanya, mereka mengatakan “ya” sekitar tujuh kali lebih sering daripada “tidak”, dan enam kali lebih sering daripada mengabaikan permintaan tersebut. Hanya sekitar 11% penolakan yang terjadi, tetapi ketahuilah—74% dari mereka memiliki alasan bagus di baliknya.

Dengan kata lain, hanya 2,5% kecil dari semua sinyal bantuan yang ditolak mentah-mentah tanpa penjelasan apa pun.

Rossi menjelaskannya seperti ini: “Tentu, ada perbedaan budaya ketika datang ke acara-acara khusus atau hal-hal besar. Tetapi ketika kita memperbesar interaksi sehari-hari, perbedaan itu memudar. Sifat alami kita untuk membantu menjadi jelas di mana pun kita berasal.” 

Temuan ini menantang gagasan bahwa budaya adalah pendorong utama kerja sama dan altruisme. Sebaliknya, mereka menemukan bahwa jauh di lubuk hati, kita semua memiliki sifat bawaan untuk saling membantu, dari mana pun kita berasal.

Baca juga: Melakukan Kebaikan Mengurangi Gejala Kecemasan dan Depresi

Studi ini mengingatkan kita betapa seringnya manusia membantu satu sama lain dalam situasi sehari-hari—terjadi setiap dua menit di seluruh dunia. Kemauan dan kesiapan untuk membantu, terlepas dari latar belakang budaya, menunjukkan kekuatan empati dan hubungan kuat sebagai manusia.

Meskipun budaya pasti berperan dalam beberapa kasus, sifat alami kita untuk membantu bersinar dan menyatukan kita semua sebagai satu keluarga manusia.

10 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.