/

Mahasiswa Jogjakarta Ubah Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromaterapi

Mahasiswa Universitas Negeri Jogjakarta (UNY) dengan cerdik mengubah minyak jelantah, yang biasanya merupakan sampah lingkungan, menjadi sesuatu yang menerangi ruangan dengan lembut dan menenangkan: lilin aromaterapi.

“Mendaur ulang sampah adalah langkah awal kami menuju masa depan yang lebih bersih dan hijau,” jelas Muhammad Raffi, ketua KKN.

Baca: Mahasiswa UAD Ajarkan Generasi Muda Daur Ulang Dengan Membuat Celengan Dari Botol Bekas

Ia menyoroti betapa pentingnya inovasi-inovasi tersebut, dengan menyebutkan perjalanan berbahaya dari minyak jelantah yang tidak diolah dari sisa dapur menjadi polutan yang mengancam saluran air dan, jika dikonsumsi, akan memicu dampak kesehatan yang parah.

Upaya lingkungan ini lebih dari sekadar mendaur ulang; ini tentang mendidik. Para siswa dengan cermat membimbing penduduk setempat melalui proses transformasi, dimulai dengan penghilangan bau minyak jelantah—dilakukan dengan merendamnya dalam arang—dan berpuncak pada pembuatan lilin beraroma aroma yang menenangkan.

Rhiski Husniati, salah satu anggota KKN yang antusias, membeberkan bagaimana proses mengubah sampah menjadi sesuatu yang bisa dinikmati.

Prosedurnya melibatkan pemanasan minyak jelantah yang telah disaring dengan stearin dan krayon, memasukkannya dengan esens aromatik, dan terakhir, memasukkannya ke dalam cetakan dengan sumbu untuk membentuk lilin.

“Ini bukan hanya tentang menggunakan kembali sumber daya tetapi juga tentang menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi kesejahteraan kita,” kata Rhiski, menekankan sifat menenangkan dari lilin, yang diyakini dapat meringankan insomnia dan memberikan kenyamanan mental.

Ratih, salah satu penggiat KKN, mengangguk setuju, seraya menambahkan bahwa lilin-lilin ini tidak hanya mempunyai khasiat untuk menyehatkan jiwa.

Mereka merangkum potensi ekonomi, mewakili produk buatan sendiri yang, dengan strategi pasar yang tepat, dapat berkembang dari hal baru di desa menjadi sumber pendapatan, dan menghasilkan “banyak rupiah”.

Namun mungkin aspek yang paling mencolok dari inisiatif ini adalah refleksi dari tumbuhnya kesadaran global, khususnya di kalangan generasi muda.

Para siswa ini mewakili gelombang baru penjaga lingkungan yang memahami bahwa jalan menuju keberlanjutan berliku-liku melalui komunitas lokal dan inovasi buatan sendiri.

Baca juga: Program Pengelolaan Sampah Desa Adat Seminyak

Proyek mereka bersinar, sebuah mercusuar yang tidak hanya memberikan cahaya tenang di ruangan tetapi juga menerangi kemungkinan dunia di mana sampah hanyalah sumber daya yang menunggu untuk diciptakan kembali.

Melalui kerlap-kerlip api ini, mahasiswa UNY menantang kita semua: untuk melihat bukan hanya sampah, tapi juga peluang, dan memahami bahwa dalam memerangi degradasi lingkungan, setiap tetes minyak jelantah yang digunakan kembali sangat berarti.

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.