Karya Unik Trisna Batara Dari Sampah di Bandung

Terletak di jantung Kota Bandung adalah Babakan Siliwangi Art Space, yang biasa dikenal dengan Sanggar Mitra.

Namun mulai tanggal 20 September hingga 20 Oktober 2023, ruang ini menjelma menjadi dunia keajaiban seni, merangkai sampah alam menjadi puisi visual.

Sosok di balik transformasi ini? Seniman berbakat Trisna Batara.

Baca: Sanggar Seni Bali Sosialisasikan Pengenalan Dini Pelestarian Cagar Budaya

Pameran tunggal Batara menampilkan tempat tersebut penuh dengan energi yang hidup, memberikan kehidupan ke setiap sudut.

Dari teras hingga studio, labirin seni yang mempesona terkuak, setiap karya dibuat dengan cermat menggunakan sampah yang dikumpulkan dari hutan kota Babakan Siliwangi, yang dikenal oleh penduduk setempat sebagai Baksil.

Pada pandangan pertama, orang mungkin mempertanyakan pilihan media – daun, biji kering, ranting, dan buah pinus.

Namun, di tangan Batara yang berbakat, bagian-bagian alam yang sering diabaikan ini bermetamorfosis menjadi narasi yang mendalam.

Koleksinya, yang diberi nama ‘Limbah Hutan Kota Baksil’, membawa pengunjung ke alam halus, menangkap jiwa hutan dengan atmosfernya yang memesona, serangga lucu, dan ikan yang berkilauan.

Kurator pameran, Supriatna, mempertimbangkan simbolisme kuat yang mendasari pilihan artistik ini.

Di dunia yang semakin dibanjiri oleh sampah, dan kota-kota yang bergulat dengan dampak kelebihan sampah, pameran Batara menjadi pengingat yang menyedihkan.

Sampah, seperti yang diungkapkan dengan fasih oleh Supriatna, tidak harus menjadi kutukan bagi kehidupan perkotaan namun dapat dipandang sebagai tambang emas yang potensial.

“Sampah merupakan benda yang sangat berharga untuk didaur ulang menjadi berbagai produk,” tegasnya.

Kota Bandung merupakan bukti betapa pentingnya perubahan perspektif ini. Kebakaran yang terjadi baru-baru ini di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Sarimukti telah menjadikan kota ini darurat sampah.

Ketika tempat pembuangan sampah membengkak dan jalanan menjadi berantakan, inisiatif Batara muncul sebagai secercah harapan, menandakan keindahan yang bisa muncul ketika sampah dilihat melalui kacamata kreativitas dan kemungkinan.

Bagi Batara, karya seninya bukan hanya soal estetika. Masing-masing bagian berfungsi sebagai dialog, pembuka percakapan, memicu refleksi tentang hubungan yang saling terkait antara manusia, alam, dan lanskap perkotaan yang kita tinggali.

Saat seseorang memandang karya seninya, sebuah kesadaran muncul – alam, dalam segala bentuknya, memiliki nilai intrinsik.

Baca juga: Perempuan Bersinar Indonesia

Bahkan dalam keadaan terbuang, ia dapat menginspirasi, berkomunikasi, dan yang terpenting, terlahir kembali.

Pameran Trisna Batara di Babakan Siliwangi Art Space lebih dari sekedar pesta visual. Ini adalah sebuah pengalaman, sebuah perjalanan yang mendorong kita untuk mendefinisikan kembali hubungan kita dengan sampah dan mengenali potensi yang ada di dalamnya.

Di tengah hiruk pikuk kehidupan kota, pameran ini memberikan momen introspeksi, mengajak kita untuk merenung, mempertimbangkan kembali, dan membayangkan kembali keindahan yang melekat pada setiap aspek alam.