Dalam kisah inspiratif mengenai inovasi dan kepedulian terhadap lingkungan, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) telah mengubah permasalahan sampah menjadi solusi berkelanjutan.
Proyek mereka, membuat paving block dari limbah cangkang, tidak hanya mengatasi masalah lingkungan yang mendesak namun juga merevolusi infrastruktur lokal.
Baca: Revolusi Pengemasan Berkelanjutan Botanica
Desa Banjar Kemuning yang terletak di Kabupaten Sidoarjo menjadi kanvas transformasi tersebut.
Di sini, limbah cangkang kerang, yang merupakan produk sampingan dari industri perikanan utama, telah lama menjadi masalah lingkungan dan kesehatan.
Menyadari hal tersebut, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember di bawah bimbingan Wakil Ketua Thania Elisabeth Wahyudi mengemban misi untuk mengubah limbah tersebut menjadi sumber daya yang berharga.
Idenya sederhana namun mendalam: memanfaatkan kandungan silika pada cangkang sebagai pengganti agregat pada paving block.
Inisiatif yang merupakan bagian dari Kerja Nyata Tematik Infrastruktur (KKN) ini mempunyai implikasi yang luas.
Tidak hanya menawarkan bahan bangunan yang ramah lingkungan, namun juga membantu membersihkan desa, yang secara historis dilanda bau busuk dan tumpukan cangkang kerang yang membusuk.
Proses mengubah limbah cangkang menjadi paving block sama inovatifnya dengan idenya sendiri.
Cangkangnya digiling menjadi bubuk halus menggunakan alat penghancur khusus hasil rancangan alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Bubuk ini kemudian dicampurkan ke dalam campuran paving block, menggantikan hingga 10% agregat tradisional.
Penggantian ini tidak hanya mendaur ulang sampah tetapi juga melestarikan pasir dan kerikil, sehingga semakin meningkatkan kredibilitas lingkungan proyek.
Namun manfaat proyek ini lebih dari sekadar pelestarian lingkungan. Dengan perbaikan infrastruktur desa, tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember telah meningkatkan taraf hidup warganya.
Paving block tersebut, meskipun diproduksi secara manual, namun berkualitas tinggi dan cocok untuk berbagai kegunaan, termasuk jalur pejalan kaki dan pembatas taman.
Selama masa KKN, tim telah menghasilkan sepuluh paving block sebagai percontohan, yang menunjukkan kelayakan dan efektivitas inovasi mereka.
Selain itu, proyek ini memiliki komponen pendidikan, dengan tim yang memberikan sosialisasi tentang penggunaan dan pemeliharaan peralatan penggilingan cangkang dan pencetakan blok.
Aspek ini memastikan keberlanjutan proyek, memberdayakan masyarakat lokal dengan pengetahuan dan alat untuk terus memproduksi paving blok ramah lingkungan.
Inisiatif tim mahasiswa ini merupakan contoh cemerlang bagaimana institusi akademis dapat memberikan dampak langsung kepada masyarakat, mengubah pengetahuan teoritis menjadi solusi praktis.
Dengan mengatasi permasalahan lingkungan dan kebutuhan infrastruktur, mereka telah menjadi preseden untuk proyek-proyek masa depan yang bertujuan untuk menyeimbangkan kepentingan ekologi dengan manfaat sosial.
Saat kita menyongsong masa depan yang mengutamakan keberlanjutan, proyek seperti ini menawarkan harapan dan jalan ke depan.
Baca juga: Revolusi Biogas di Desa Bongkasa Pertiwi
Para mahasiswa ini telah menunjukkan bahwa dengan kreativitas, kolaborasi, dan komitmen terhadap lingkungan, tantangan dapat diubah menjadi peluang, sehingga bermanfaat bagi manusia dan planet bumi.
Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember tidak hanya memberikan solusi praktis terhadap permasalahan lokal namun juga menginspirasi cara berpikir baru mengenai sampah dan pemanfaatan sumber daya.
Pendekatan inovatif mereka dalam membuat paving block dari limbah cangkang merupakan bukti kekuatan kecerdikan generasi muda dan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.