/

Program Teba Modern di Dusun Cemenggoan Kurangi Sampah Hingga 90%

Foto: Mongabay

Masyarakat Dusun Cemenggoan di Bali, Indonesia telah melakukan upaya signifikan untuk mempromosikan praktik pengelolaan sampah berkelanjutan di komunitas mereka. 

Setidaknya 350 rumah tangga telah mengadopsi program “teba modern”, yang melibatkan warga membuat lubang di halaman belakang mereka untuk penyimpanan organik, mengurangi pembuangan limbah ke lokasi pengelolaan hingga 90%. 

Sistem “teba modern” juga mengedukasi warga tentang cara memilah sampah dan mengidentifikasi sampah yang tidak dapat didaur ulang. Sampah yang tidak dapat didaur ulang diubah menjadi residu yang kemudian dapat dikumpulkan oleh bank sampah. 

Baca: Ilmuwan Australia Temukan Metode Penguraian Plastik Berkecepatan Tinggi

Desa Celuk, tempat Cemenggoan berada, bahkan telah memasukkan strategi pengelolaan sampah ke dalam aturan adatnya dan membentuk Badan Pengelola Sampah Desa Adat Cemenggoan pada tahun 2020.

Sumur pengomposan yang digunakan warga bervariasi dalam ukuran dan bentuk, yang paling umum adalah sumur bulat dengan kedalaman tiga meter dan diameter sekitar 80 cm, meskipun beberapa warga memilih untuk menancapkan sumur berbentuk kotak ke dalam tanah atau tanaman. sumur di permukaan tanah. 

Wayan Balik Mustiana, Ketua Badan Pengelola Sampah Desa Adat Cemenggoan, memiliki dua sumur kompos, satu di rumahnya dan satu lagi di depan gerbangnya, dengan kedalaman satu meter di bawah dan di atas tanah. Mustiana membuat dinding sumurnya menggunakan batu sungai untuk tujuan estetika.

Program “teba modern” ini dirintis sejak tahun 2018 melalui miniatur dan merupakan respon atas permasalahan pengelolaan sampah yang berkembang di Bali. Ide tersebut berawal dari kehadiran Forum Peduli Lingkungan pada tahun 2011 yang bertujuan untuk membersihkan sampah plastik di sungai desa tersebut. 

Pelatihan pemilahan sampah dilakukan, namun tidak ada perubahan yang signifikan dalam pengelolaan sampah hingga ada warga yang menggali tanah di kawasan tersebut untuk dijadikan bahan timbunan untuk meninggikan mushola. Bekas lubang galian digunakan sebagai tempat pembuangan sampah tetapi masih bercampur dengan sampah anorganik.

Baca juga: Desain Inovatif Ubah Botol Plastik menjadi Filamen Printer 3D

Warga mulai bereksperimen dengan lubang tersebut dan menemukan bahwa lubang tersebut secara khusus dapat menampung bahan organik. Hal ini melahirkan program “teba modern” yang terbukti sederhana namun efektif dalam mengurangi polusi sampah plastik. 

Program tersebut telah memungkinkan warga untuk membuang bahan organik secara mandiri, mengurangi kebutuhan akan layanan langganan untuk mengangkut sampah. Selain itu, sampah anorganik yang dapat dijual ke bank sampah disimpan. 

Secara keseluruhan, program “teba modern” adalah contoh yang sangat baik tentang bagaimana masyarakat dapat mempromosikan praktik pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan mengurangi polusi sampah plastik.

Leave a Reply

Your email address will not be published.