Inovasi Tinta Ramah Lingkungan untuk Pemilu

Dalam perpaduan antara tradisi dan inovasi, Universitas Andalas meluncurkan ramuan inovatif: tinta organik yang berasal dari tanaman gambir lokal.

Ini bukan hanya tinta; hal ini merupakan janji keberlanjutan, bukti kecerdikan sadar lingkungan, dan penyelamat perekonomian lokal.

Tanaman gambir, Uncaria gambir, adalah tanaman yang sederhana namun kuat dalam permadani pertanian Indonesia.

Baca: Wonder Reader, Inovasi Braille Karya Anak Bangsa

Selama bertahun-tahun, kepentingannya hanya terbatas pada pasar ekspor, daun dan rantingnya hanya sekedar komoditas.

Namun kini, melalui upaya transformatif Universitas Andalas dan PT Kudo Indonesia Jaya, gambir menciptakan narasi baru sebagai sumber tinta organik yang aman bagi kulit dan ramah lingkungan.

Tinta gambir menonjol dalam kesetiaannya terhadap bumi. Berbeda dengan produk kimia lainnya, produk ini merupakan bentuk pujian terhadap lingkungan, memastikan bahwa setiap coretan yang ditulis tidak menyiratkan penggundulan hutan atau polusi.

Di era di mana tuntutan akan kehidupan berkelanjutan semakin meningkat, tinta ini menawarkan kelonggaran, cara untuk menikmati aktivitas menulis, mencetak, atau menandai, tanpa menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan.

Bagi Universitas Andalas, perjalanan menciptakan tinta ini bukanlah sebuah perjalanan sendirian.

Sebuah simfoni kolaborasi, dengan PT KIJJ memberikan ritme kehebatan industri. Hasilnya, tinta berkualitas tinggi yang memenuhi tuntutan ketat berbagai industri—tekstil, perdagangan, dan bahkan pemilu.

Ya, pada tahun 2024, tinta organik ini akan menjadi saksi praktik demokrasi, menghiasi jari jutaan orang saat mereka memberikan suara.

Metamorfosis tanaman gambir dari sekedar ekspor menjadi pengusung inovasi bukan sekadar kemenangan bagi Universitas Andalas.

Ini menandai fajar baru bagi para petani gambir, menawarkan mereka sebuah kapal untuk berlayar menuju kemakmuran.

Hal ini merupakan katalis ekonomi, kebanggaan nasional, dan menunjukkan bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan kekayaan alamnya untuk mencapai kemajuan dan kemandirian.

Di luar bidang pemilu, tinta gambir telah menorehkan kehadirannya di perkantoran dan bisnis. Ini memiliki kain berwarna dan kesepakatan yang disegel, membuktikan keserbagunaannya.

Setiap botol tinta gambir merangkum semangat Semenanjung Malaya, ketahanan para petani, dan pandangan ke depan para peneliti yang percaya pada potensi terpendam tanaman tersebut.

Namun kisah gambir tidak berakhir dengan tinta. Hal ini juga meluas ke bidang medis, di mana katekinnya—sekelompok antioksidan—telah menjadi sekutu dalam bidang kesehatan, dan juga di sektor manufaktur, di mana ia dieksplorasi sebagai alternatif perekat.

Setiap penerapannya merupakan benang merah dalam permadani kehidupan berkelanjutan.

Baca juga: Releaf, Tas Kertas Terbuat Dari Daun

Ketika Universitas Andalas bersiap untuk komersialisasi tinta organik ini, satu hal yang jelas: tanaman gambir tidak lagi hanya menjadi latar belakang perekonomian Sumatera Barat.

Kini mereka menjadi pejuang garis depan dalam perjuangan untuk masa depan yang lebih hijau, mewujudkan esensi sebenarnya dari inovasi lingkungan—sebuah pengingat bahwa terkadang, benih perubahan terletak pada inti tradisi.