/

Dari Berjualan Sapu Hingga Membangun Impian: Perjalanan Inspiratif Pak Ahmad

Sumber: jatim.tribunnews.com

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, berkontribusi tidak selalu harus menduduki jabatan menteri. Individu dari berbagai lapisan masyarakat secara aktif terlibat dalam inisiatif pendidikan, membentuk masa depan bangsa.

Tokoh terkemuka seperti Cinta Laura dan Dian Sastro telah mendirikan yayasan, menyediakan sekolah dan beasiswa.

Baca: Pendakian Epik Seorang Nenek di Gunung Rinjani

Namun, kenyataan yang menggembirakan adalah bahwa dedikasi untuk memajukan pendidikan Indonesia tidak hanya dilakukan oleh tokoh masyarakat dan orang-orang kaya.

Temui Pak Ahmad Jamaludin, mantan guru honorer yang menjadi penjual sapu, yang komitmennya tak tergoyahkan hingga mendirikan sekolah di Kabupaten Cianjur.

Perjalanan Pak Ahmad membangun sekolah tidaklah mudah. Setelah mendedikasikan 10 tahun untuk mengajar, tekanan ekonomi menyebabkan dia berhenti dari profesi gurunya.

Tidak terpengaruh, ia berkelana ke kota lain, bekerja sebagai buruh bangunan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Selama merantau, Pak Ahmad mendapat inspirasi dari seorang penjual sapu kelapa. Bertekad, dia memperoleh keterampilan membuat sapu, dengan tujuan menambah penghasilannya.

Setelah menabung cukup uang dari pekerjaan serabutan dan penjualan sapu, Pak Ahmad pulang ke rumah dan mendirikan produksi sapu sendiri yang diberi nama Dua Sahabat.

Yang membedakan Pak Ahmad adalah komitmennya terhadap pendidikan. Dari penghasilan seadanya yang hanya Rp8.000 per sapu, ia konsisten menyisihkan Rp4.000 untuk membangun sekolah gratis bernama SMP IT Pancuh Tiluh di Kampung Karang Muda, Desa Jayagiri, Sindangbarang, Cianjur.

SMP IT Pancuh Tiluh meski sederhana, namun menyimpan makna mendalam. Lahirnya program ini bermula dari kondisi buruk di Jayagiri, dimana siswa harus menempuh jarak lebih dari 3 kilometer untuk mencapai SMP terdekat, dengan kondisi jalan yang tidak terawat.

Dibangun pada tahun 2020, SMP IT Pancuh Tiluh berdiri sebagai sekolah sederhana namun luar biasa. Hanya mengandalkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pihaknya memberikan pendidikan gratis.

Pak Ahmad melakukan lebih dari itu dengan menawarkan akomodasi dan menanggung biaya sehari-hari bagi siswa yang mengalami kesulitan keuangan.

Dengan jumlah siswa saat ini sebanyak 76 orang, termasuk 10 orang yang tinggal di lokasi, sekolah ini tidak hanya memberikan pengetahuan akademis tetapi juga mengajarkan keterampilan praktis.

Baca juga: Good Talk With Saykoji: Validasi Diri Sendiri, Nggak Nyari Followers & Jadi Ayah

Pak Ahmad dengan murah hati membagikan keahliannya dalam membuat sapu, dengan membayar siswa sebesar Rp1.000 untuk setiap sapu yang mereka hasilkan.

Inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan siswa secara ekonomi dan menghidupi keluarga mereka.

Di jantung kota Cianjur, sekolah Pak Ahmad berdiri sebagai bukti kekuatan transformatif dari dedikasi dan ketahanan, membuktikan bahwa siapa pun, apa pun latar belakangnya, dapat berkontribusi untuk tujuan mulia pendidikan. (EA)

3 Comments

  1. In addition, I had a wonderful time with that. In spite of the fact that both the narration and the images are of a very high level, you realise that you are anxiously expecting what will happen next. Regardless of whether you choose to defend this stroll or not, it will be essentially the same every time.

  2. Wow amazing blog layout How long have you been blogging for you made blogging look easy The overall look of your web site is magnificent as well as the content

  3. Thanks I have just been looking for information about this subject for a long time and yours is the best Ive discovered till now However what in regards to the bottom line Are you certain in regards to the supply

Leave a Reply

Your email address will not be published.