/

#Bekpekberdua Myanmar Edition

myanmar good shot indonesia

Hai, Good Friends! It’s Us, #bekpekberdua. Salam kenal ya. Kami sepasang suami istri, ada Rozy, si suami dan Riri, si istri. Ada satu agenda yang ada di benak kami. Tiap tahunnya harus ada satu destinasi (domestik atau internasional) yang belum pernah kita kunjungi masuk dalam tujuan kami berpetualang tiap tahunnya. Agenda khusus ini bahkan sudah tertulis jauh sebelum kami menikah dan menjadi #bekpekberdua

Flashback ke 3 tahun yang lalu. Ada diantara kalian, Good Friends, yang sempat nonton penampilan Chris Martin di Coldplay Live in Concert di Asia? Dapet yang di mana by the way? Singapore? Damn, you’re lucky! Kita kehabisan waktu itu, tapi ngga menyesal sama sekali harus terbang ke Bangkok, karena konsernya sebagus itu. Siapa yang waktu lagu ‘Up&Up’ dibawain, air mata mengalir deras? Ngga ada ya? Oke, berarti cuman si Rozy aja yang nangis. Maklum konon katanya pisces orangnya gampang kebawa suasana.

Trip nonton Coldplay di Bangkok tahun 2017 tidak kami sia-siakan. Langsung terpikirlah untuk sekalian kami jadikan kesempatan untuk bisa menjelajah berdua. Mulailah kami ubek-ubek situs-situs penerbangan, kira-kira ke mana nih enaknya. Negara asia tenggara menjadi pilihan kami, karena saat itu Maskapai berbudget rendah seperti Air Asia punya banyak rute asik dari Bangkok. Mulai checking satu persatu, hitung menghitung budget (ini nih sebenernya momen kami yang paling seru, diskusi bareng, berantem tentunya, sampai budgeting semua dilakukan dengan padu padan dua otak traveller yang ngga akan pernah singkat dalam menentukan sesuatu), dan akhirnya pilihan jatuh ke…. *drumrolling* Myanmar.

Shwedagon Pagoda

Salah satu negara berkembang di Kawasan Asia Tenggara, yang punya landscape pemandangan yang unik tapi indah. Ada salah satu kota di Myanmar, Namanya Bagan. Konon Kawasan kota tua dengan 1000 kuil ini pernah dapat predikat sebagai salah satu tempat di dunia dengan pemandangan matahari terbit dan terbenam terindah. Okay, then! Let’s explore Myanmar! Setelah puas dengan penampilan Chris Martin and friends (kasian juga ya Jonny, Guy, sama Will jarang disebut Namanya, langsung disingkat aja gitu pake ‘friends’), kami berpisah dengan teman-teman dari konser Coldplay dan terbang ke Yangon, salah satu kota terbesar di Myanmar dengan menggunakan maskapai Air Asia. Waktu itu, harga maskapai asal Malaysia ini paling bersahabat. By the way, untuk menyetop penyebaran Covid-19 Air Asia baru aja menyetop juga beberapa rute mereka, good!

Itinerary, alias jadwal perjalanan jadi satu hal yang cukup esensial bagi kami (ciyee esensiaal, Maliq kali ah!). Tiap rencana perjalanan kami, itinerary selalu kami buat terlebih dahulu. Urusan nanti akan sesuai atau tidak, itu nanti. Tapi dengan jadwal kasar ini entah kenapa kami jadi makin yakin dengan trip ini. Jadi, kami memutuskan untuk menempatkan Yangon, sebagai kota terakhir pada perjalanan #MyanmarTrip kami. Setelah mendarat di Bandara Internasional Yangon, dengan taksi yang sudah kami pesan sebelumnya lewat bantuan group Indo Backpackers di Facebook (yes, Facebook guys! Pada masih main ngga sih?) meluncurlah kami berdua ke sebuah terminal bus. Bus? Kenapa ngga naik pesawat aja? Harga tiket pesawat dari Yangon ke Bagan hampir dua kali harga Bus. Jadi yaaah, let’s save some money for food and accommodation, shall we? Bus berangkat sekitar pukul 10 malam, dan sampai di kota Bagan keesokan harinya sekitar pukul 7 pagi. Bagan terletak di sebuah area bernama Mandalay. Nah, kalo kamu memutuskan untuk naik pesawat dari Yangon, nanti kamu akan mendarat di bandara Nyaung-U yang letaknya cukup jauh dari kota Bagan itu sendiri. Sementara untuk para traveller yang datang dengan menggunakan Bus, akan berhenti di terminal bus yang letaknya ada di area Bagan Old City.

Tiap perjalanan punya kesan tersendiri untuk kami berdua. Untuk trip jelajah Myanmar ini, salah satu tujuan kami adalah bisa menyaksikan cantiknya matahari saat ia terbit dan tenggelam di salah satu tempat terbaik di dunia. Dan ternyata memang secantik itu. Seindah itu. Sinar matahari yang menyatu dengan ratusan bahkan ribuan kuil dan pagoda berwarna cokelat tanah membuat cahaya pagi dan senja menjadi lebih cantik dan menawan untuk disaksikan. 

Pastikan pada tiap perjalanan, kita bisa melihat sesuatu yang baru. Yang bahkan tidak bisa kita saksikan di manapun sehari-hari. Saat kami menjelajah salah satu negara di Asia Tenggara ini, beberapa hal membuat kami kagum, sambil sedikit tertawa membayangkan apabila ini terjadi di Indonesia, pasti akan terlihat sangat aneh. Di Myanmar, semua laki-laki mengenakan sarung saat beraktivitas sehari-hari. Yes, sarung! Yang bisa kamu lihat saat adik kecilmu selesai melewati momen-momen sangat menyakitkan yang kita kenal dengan sebutan: Sunat. Sarung yang mereka kenakan ini diberi nama Longyi. Bahkan tidak jarang mereka yang berpakaian rapih, kemeja dan dasi, tetap memakai Longyi sebagai bawahannya, baru kemudian sepatu pantofel sebagai alas kakinya. Lucu ya? Bayangin fashion ala Myanmar ini terlihat di Jakarta. Viral pasti!

Kota Yangoon

Satu hal lagi yang unik yang kami lihat di Myanmar. Thanaka. Semacam bubuk yang terbuat dari akar pohon yang ditumbuk dan dicampur dengan rempah dan air, yang kemudian dijadikan sebagai bedak. Thanaka ini dioleskan ke muka orang-orang Myanmar, bisa laki-laki dan perempuan, tapi kebanyakan kaum wanita yang memakainya, karena bubuk ini dipercaya bisa merawat kulit wajah mereka. Terus, kalian (kami berdua) nyoba ngga? Tentunya! Kami sempat berkeliling ke area desa-desa di Kawasan Bagan, dan bertemu dengan warga lokal yang sangat ramah. Walaupun terbentur masalah Bahasa, tidak satupun dari mereka yang tidak tersenyum saat melihat kami, sepasang suami istri, naik motor matic, penuh debu, kebingungan saat masuk ke desa-desa kecil di kota Bagan. Kami dibuatkan sepiring kecil thanaka, dan dioleskanlah oleh seorang nenek Myanmar yang baik hati. Mungkin kah kami akan jadi sepasang suami istri yang ganteng dan cantik setelah memakai thanaka ini? Ya tentu tidak! Warga lokal memakai ini bertahun-tahun, dan kami hanya satu hari saja, hiks.

Bagan Old City

Kami, #Bekpekberdua menjelajah Myanmar selama kurang lebih empat hari. Dua hari di kota Bagan, dua hari di kota Yangon. Sebenarnya ada beberapa kota lagi yang ingin sekali kami eksplor tapi apa daya, salah satu problematika orang Indonesia kalua mau berpetualang adalah…. Ayo Bersama-sama kita teriakkan! CU-TI!! Jadi ya… gotta make the best out of it! Di kota Yangon, kami banyak menghabiskan waktu dengan berkeliling dari satu pagoda ke pagoda yang lain. Shwedagon Pagoda salah satunya. Area kuil yang paling luas dan terbesar di kota Yangon, dengan warna emasnya yang menyala terang di malam hari.
Myanmar Trip ini mengingatkan kami dan selalu membuat kami sadar bahwa tidak semuanya bla bli blub la bli blu, bosen ngga sih, dengan kalimat paragraf penutup yang konsep-konsep kayak gitu? Haha. Intinya, Trip Myanmar ini seru dan unik. Satu bucketlist berhasil kami coret, melihat Sunrise dan Sunset di salah satu tempat terbaik di dunia. Untuk kamu, Good Friends, yang punya satu destinasi impian, atau bucketlist sederhana, yuk semangat! Terus kejar, sambil terus yakin kalau pasti akan terjadi kok. Kapan? Tenang, God is good! So just keep on moving! Sampai ketemu di episode selanjutnya ya. See ya, Good Friends!

Tips Travel Ke Myanmar
Ambil flight Jakarta - Bangkok - Yangoon 
Yangon - Bagan Bus Ticket
Visa on arrival cek link berikut

Rozy Aldilasa #Bekpekberdua
Announcer 98.7 Gen FM Jakarta
Contributor Travel

13 Comments

  1. I may need your help. I tried many ways but couldn’t solve it, but after reading your article, I think you have a way to help me. I’m looking forward for your reply. Thanks.

  2. I may need your help. I tried many ways but couldn’t solve it, but after reading your article, I think you have a way to help me. I’m looking forward for your reply. Thanks.

Leave a Reply

Your email address will not be published.