“Mereka Menyebutnya Karma” – Pensiunan Petani yang Mengirimkan Masker N95 kepada Andrew Cuomo Menerima Gelar Sarjana yang Telah Lama Ditunggu
Ingat Dennis Ruhnke? Petani Kansas yang mengirim satu-satunya masker N95-nya ke Gubernur New York, Cuomo sehingga ia bisa meneruskannya ke petugas kesehatan di New York?
Karena tindakannya yang tulus tersebut, pria berusia 73 tahun itu sekarang mendapat gelar kehormatan dari universitas yang memaksanya untuk berhenti di tahun 1971 setelah ayahnya meninggal.

Pada bulan Maret, sebuah surat yang dikirim Ruhnke kepada Gubernur Cuomo, bersama dengan dikirimnya sebuah masker N95, dipublikasikan ketika gubernur membacakan surat tersebut di sebuah konferensi pers.
Terlepas dari kenyataan bahwa istri Ruhnke sendiri menderita immunocompromised, pasangan itu merasa bahwa sudah menjadi tugas mereka untuk berbagi sedikit yang mereka miliki dengan warga New York.
Dalam suratnya, Ruhnke meminta agar gubernur memastikan masker itu sampai ke dokter atau perawat di New York yang membantu pasien COVID-19. Cuomo sangat tersentuh oleh gerakan itu dan menjadi emosional ketika Ia membaca surat tersebut.
“Anda ingin berbicara tentang potret kemanusiaan,” kata Cuomo kepada wartawan. “Anda punya lima masker, apa yang kamu lakukan? Apakah Anda menyimpan kelimanya? Apakah Anda menyembunyikannya? Apakah Anda menyimpannya untuk diri sendiri atau orang lain? Tidak, Anda mengirim satu masker. Anda mengirim satu masker ke New York untuk dokter atau perawat. Tidakkah itu luar biasa? Bukankah itu merupakan sebuah aksi kepedulian? Bukankah itu sangat murah hati? ” Kata Cuomo.
Melalui twitternya, Cuomo menulis, “Ini adalah aksi kemanusiaan yang terbaik. Saya membacakan surat ini sebagai inspirasi untuk kita semua. “
Hampir 50 tahun yang lalu Ruhnke meninggalkan Kansas State University — saat itu beliau kekurangan dua kredit untuk mencapai gelarnya, dan Ia kembali ke Kansas untuk menjalankan usaha ayahnya.
Namun setelah surat Ruhnke menjadi viral, Universitas Kansaspun memberikan diploma kepadanya sebagai gelar kehormatan.
Upacara berlangsung di gedung negara bagian Kansas pada hari Selasa. Bersamaan dengan Gubernur Kansas yang memakai masker N95, Laura Kelly dan Presiden Universitas Negeri Kansas, Richard Myers, Ruhnke dianugerahi gelar yang telah dinanti-nantikan.
Selama bertahun-tahun, menyaksikan istri, saudara perempuan, dan dua putranya lulus dari K-State, Ruhnke sangat mendambakan kesempatan untuk menyelesaikan gelarnya.
Satu dekade yang lalu ia mempertimbangkan untuk kembali ke sekolah tetapi menemukan bahwa sks-nya tidak lagi berlaku, dan ia harus mulai dari awal.
“Mengingat hambatan yang tidak dapat diatasi seperti upaya yang dilakukan untuk seorang pensiunan petani di Troy, Kansas, Ruhnke diam-diam menguburkan mimpi itu,” kata Kelly dalam pidatonya di upacara itu.
Namun kemudian Myers mendengar berita tentang masker N95 yang diberikan Ruhnke ke New York, tempat yang belum pernah dikunjungi petani itu tetapi merasa ia terpanggil untuk membantu.
Myers dan pejabat universitas memutuskan bahwa pengalaman seumur hidup Ruhnke dalam agribisnis lebih dari sekedar dua sks yang hilang dan memutuskan untuk memberinya gelar.
“Dennis adalah seorang petani dari Kansas yang mahir dalam segala hal, dan hari ini, kami hanya memberinya dokumen untuk membuatnya resmi, menjadi seorang sarjana” kata Kelly dalam press conference.
Setelah menerima diploma, Ruhnke mengakui bahwa setelah hampir setengah abad, ia sudah tidak berharap bisa mendapatkan gelarnya. Ia terus mengatakan, bahwa sejak mengirim masker, curahan dukungan yang Ia terima telah mengubah hidupnya.

“Itu tidak akan terjadi seandainya saya tidak mengirimkan satu masker N95 kepada Gubernur Cuomo untuk para pekerja garda depan pada bulan Maret lalu,” kata Ruhnke. “Saya kira mereka menyebutnya karma. Banyak dari mereka yang telah menulis surat kepada saya dan berterima kasih kepada saya dan bertanya bagaimana mereka dapat membantu. “
“Lakukanlah kebaikan sebanyak yang Anda mampu lakukan,” lanjutnya, “untuk menghormati semua orang yang kehilangan nyawa karena virus COVID-19, dan juga menghormati para pekerja garda depan yang, dalam beberapa kasus, bahkan kehilangan nyawa mereka sendiri saat menjalankan tugas — pengorbanan utama. ”
Diterjemahkan oleh:
Nova Stiene Posumah
International Affair Contributor