Kapal Kargo Gunakan Layang-Layang Raksasa untuk Menghemat Bahan Bakar dan Mengurangi Emisi

Untuk mengurangi jumlah solar yang dibutuhkan untuk menggerakkan kapal melintasi lautan, salah satu perusahaan berhasil menguji coba penggunaan layang-layang raksasa sebagai alat penarik. Walaupun produk buatan AirSeas Seawing ini disebut layang-layang, kecanggihan teknologinya melebihi namanya.

“Parafoil” atau layang-layang yang sangat besar ini dapat dipasang di haluan kapal kontainer apa pun sebagai tambahan aftermarket dan menghasilkan 20% dari total tenaga penggerak kapal. Baru-baru ini, hal ini diverifikasi sebagai bagian dari pengujian dengan kapal kontainer Prancis, Ville de Bordeaux, yang mengangkut komponen pesawat dari Amerika Serikat ke Prancis.

Pejabat perusahaan sangat gembira dalam berbagi berita bahwa Ville de Bordeaux berhasil mengurangi penggunaan komposit diesel kotor yang dikenal sebagai “bahan bakar bunker” sebesar 20% selama perjalanan.

Seawing buatan AirSeas ini tersedia dalam ukuran 2.700 kaki persegi dan 5.400 kaki persegi. Versi kedua yang lebih besar sedang dikerjakan saat startup, dan akan menjangkau 10.800 kaki persegi dan dikendalikan dari konsol tengah yang terletak di hidung kapal.

Penggerak yang dibantu angin menjadi semakin populer di kalangan pemilik kargo, penyewa, pemilik kapal, dan galangan kapal karena potensinya untuk membantu industri perkapalan bergerak menuju masa depan yang lebih rendah karbon. Sektor ini menyumbang sekitar 2% dari emisi gas rumah kaca global, tetapi 15% dari emisi sulfur dioksida dan dinitrogen oksida, keduanya berbahaya bagi manusia dan kehidupan di air jika terhirup.

Salah satu inovasi paling mutakhir yang mungkin kita temui, layang-layang raksasa ini dirancang untuk beroperasi sepenuhnya secara otomatis. Melalui sistem penambatan, parafoil dapat dilepaskan dari konsol kontrolnya ke arah angin kencang dengan menekan sebuah tombol. Setelah parafoil terpasang diudara, tether akan terus menyesuaikan posisinya berdasarkan data arah simpangan, pitch, dan angin yang dikumpulkannya. Layang-layang akan dengan lancar dan tanpa suara kembali ke unit kendalinya saat tidak lagi dibutuhkan atau saat angin mereda.

Menurut Sekretaris Perusahaan AirSeas Stephanie Lesage, pemain utama seperti COSCO, BHP, dan MOL telah bergabung dengan jajaran pendukung propulsi angin, bersama dengan K-Line, Louis Dreyfus Armateurs, Oldendorff, Scandlines, dan Cargill dalam beberapa bulan terakhir. Ada ruang yang signifikan untuk ekspansi mengingat antara 50.000 dan 100.000 kapal dagang digunakan di seluruh dunia untuk pengangkutan barang dan material.

Sejumlah pelanggan potensial telah menyatakan minatnya untuk membeli AirSeas. K Line, sebuah perusahaan pelayaran Jepang, mungkin akan melengkapi sebanyak 50 kapal dengan Seawings selama beberapa tahun ke depan.