Diet Mediterania: Harapan Baru bagi Penderita PTSD

Photo by Brooke Lark on Unsplash

Dalam sebuah penemuan inovatif, para peneliti telah mengungkap potensi manfaat diet Mediterania dalam mengurangi gejala Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD).

Pengungkapan ini menawarkan secercah harapan bagi mereka yang berjuang melawan dampak buruk dari kondisi kesehatan mental ini.

Memahami PTSD

PTSD adalah gangguan mental yang dipicu oleh pengalaman, menyaksikan, atau merasakan peristiwa traumatis dan menakutkan.

Baca: 6 Cara Efektif untuk Mendetoksifikasi Kesehatan Mental

Gejalanya bisa berkisar dari syok, marah, dan takut hingga rasa bersalah yang berlebihan, mati rasa, dan gangguan tidur.

Hingga saat ini, PTSD belum ada obatnya, namun gejalanya dapat diatasi melalui terapi dan gaya hidup sehat.

Diet Mediterania: Secercah Harapan

Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Mental Health oleh para ahli dari Harvard TH Chan School of Public Health membawa wawasan baru.

Penelitian ini menyoroti bahwa wanita penderita PTSD yang tidak mengikuti diet Mediterania lebih mungkin mengalami gejala parah dan berisiko lebih besar terkena penyakit jantung.

Temuan Penelitian

Studi ini menganalisis data makanan dan sampel tinja dari 191 wanita dengan gejala PTSD, membandingkannya dengan bank data penelitian dari tahun 2008 hingga 2013.

Dengan menggunakan Kuesioner Trauma Singkat dari Pusat PTSD Nasional, para peserta mencatat paparan trauma mereka.

Temuan mengungkapkan bahwa mereka yang mengikuti diet Mediterania mengalami gejala trauma tersebut yang lebih ringan dibandingkan mereka yang mengonsumsi lebih banyak daging merah dan daging olahan.

Peran Asupan Nabati

Kebiasaan mengonsumsi pola makan nabati, yang merupakan landasan pola makan Mediterania, dikaitkan dengan lebih sedikit gejala PTSD.

Penekanan pola makan ini pada buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan lemak sehat memberikan profil nutrisi seimbang yang dapat berdampak positif pada kesehatan mental.

Mikrobioma Usus dan PTSD

Aspek yang menarik dari penelitian ini adalah fokus pada mikrobioma usus. Studi ini menemukan tingkat Eubacterium eligens yang lebih tinggi, bakteri usus bermanfaat, pada individu yang mengikuti diet Mediterania.

Sebaliknya, mereka yang mengonsumsi banyak daging merah dan daging olahan memiliki tingkat bakteri menguntungkan yang lebih rendah.

Penemuan ini menggarisbawahi peran penting pola makan dalam memengaruhi poros usus-otak, yang merupakan faktor kunci dalam kesehatan mental.

Penelitian dan Implikasinya di Masa Depan

Penelitian ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut yang mengeksplorasi hubungan antara pola makan, mikrobioma usus, dan PTSD.

Para peneliti secara khusus tertarik untuk memvalidasi kemanjuran probiotik sebagai metode pencegahan gejala PTSD, dan menyarankan pendekatan holistik dalam manajemen kesehatan mental.

Hubungan antara pola makan Mediterania dan berkurangnya gejala trauma tersebut menawarkan perspektif baru yang menjanjikan dalam menangani masalah kesehatan mental yang kompleks ini.

Hal ini menekankan kekuatan pilihan makanan dalam mempengaruhi kesejahteraan psikologis dan membuka kemungkinan baru bagi mereka yang mencari metode alternatif untuk mengelola PTSD.

Baca juga: 5 Manfaat Memiliki Hewan Peliharaan

Seiring dengan semakin berkembangnya penelitian, semakin jelas bahwa apa yang kita makan berdampak signifikan tidak hanya pada kesehatan fisik tetapi juga kesejahteraan mental dan emosional.

Pola makan Mediterania, yang terkenal karena manfaat kesehatannya, kini muncul sebagai mercusuar harapan bagi individu yang bergulat dengan PTSD, menawarkan pendekatan alami dan holistik untuk penyembuhan dan pemulihan.

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.