Bali, sebuah pulau di Indonesia yang terkenal dengan hutan pegunungan vulkanik, sawah ikonik, pantai, dan terumbu karangnya, juga memiliki permata tersembunyi dalam lanskap arsitekturalnya – Candi Bentar. Struktur pura yang unik ini bukan sekadar ikon keagamaan namun tertanam kuat dalam permadani budaya dan sejarah Bali.
Baca: Gereja Santa Maria De Fatima: Perpaduan Iman dan Budaya di Jakarta
Candi Bentar, pintu gerbang yang sering terlihat dalam arsitektur Bali, adalah simbol etos spiritual pulau ini yang mencolok. Gerbang ini, menyerupai miniatur pura, ada dimana-mana di Bali, menandai pintu masuk ke desa, rumah, dan bahkan bandara. Desainnya, yang berakar kuat pada budaya Bali, menawarkan sekilas kekayaan warisan budaya pulau ini.
Akar Sejarah dan Signifikansi Budaya
Asal usul Candi Bentar berasal dari pengaruh Kerajaan Majapahit yang meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam kebudayaan Bali. Bangunan-bangunan ini melambangkan difusi budaya yang terjadi pada era ini, yang memadukan unsur-unsur asli Bali dengan estetika Majapahit.
Bertentangan dengan kepercayaan umum, Candi Bentar melampaui batas-batas agama. Meskipun sebagian besar diasosiasikan dengan agama Hindu, pengaruh arsitekturnya terlihat di berbagai situs keagamaan lain di seluruh pulau, termasuk makam dan masjid Islam. Keserbagunaan ini menggarisbawahi struktur multikultural Bali dan peran pura dalam menjembatani perbedaan agama.
Filsafat Tri Hita Karana
Inti dari desain candi tersebut adalah konsep filosofi Bali Tri Hita Karana. Prinsip yang menekankan keselarasan antara manusia, Tuhan, dan lingkungan ini merupakan landasan budaya Bali. Candi Bentar, dalam kemegahan arsitekturnya, mewujudkan filosofi ini, menawarkan representasi fisik dari hubungan harmonis tersebut.
Fungsi Melampaui Estetika
Candi Bentar memiliki banyak fungsi selain daya tarik estetisnya. Melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan, diyakini membawa keberuntungan bagi pemiliknya. Konstruksi yang kokoh dan desain yang rumit bukan sekedar pilihan arsitektural tetapi dipenuhi dengan rasa syukur dan hormat kepada Tuhan. Gerbang ini juga berfungsi sebagai pelindung, dengan simbol-simbol tertentu yang diyakini dapat melindungi penghuninya dari pengaruh negatif.
Ciri unik dari banyak candi ini adalah adanya ceruk untuk persembahan dan ritual sembahyang sehari-hari. Ritual-ritual ini merupakan bagian integral dari budaya Bali, berfungsi sebagai pengingat akan hubungan spiritual masyarakat Bali dengan lingkungannya.
Baca juga: Tradisi Tari Grebeg Wiratama Malang yang Abadi
Candi Bentar lebih dari sekedar elemen arsitektur dalam lanskap Bali. Ini adalah bukti kekayaan sejarah budaya pulau ini, simbol toleransi beragama, dan perwujudan filosofi harmoni Bali. Saat kamu berjalan-jalan di Bali, setiap Candi Bentar yang kamu temui adalah pintu gerbang untuk memahami jiwa pulau ini – perpaduan antara sejarah, spiritualitas, dan keharmonisan komunal.
Dalam menjelajahi Candi Bentar Bali, seseorang tidak hanya menyaksikan keajaiban arsitektur yang menakjubkan tetapi juga menyelami kedalaman budaya yang menghargai keseimbangan, spiritualitas, dan rasa hormat yang mendalam terhadap masa lalu dan masa kini.