UK Rencanakan Larangan Penggunaan Alat Makan Plastik

Polusi plastik adalah masalah yang berkembang di seluruh dunia, dengan sampah plastik memenuhi lautan kita dan membahayakan kehidupan laut. Plastik sekali pakai adalah produk yang dirancang untuk digunakan hanya sekali sebelum dibuang, seperti kantong plastik, botol minuman, dan kemasan makanan dan secara khusus merupakan kontributor utama masalah ini. Banyak dari sampah plastik yang berakhir di lautan dan sering disalah artikan sebagai makanan oleh hewan laut.

United Kingdom (UK) telah lama berada di garis depan dalam perang melawan polusi plastik, dan pada Oktober 2023, negara tersebut akan mengambil langkah maju yang besar dalam pertempuran ini dengan penerapan larangan peralatan makan plastik sekali pakai. Larangan ini merupakan bagian dari rencana Inggris yang lebih besar untuk mengurangi limbah plastik dan melindungi lingkungan, dan diharapkan berdampak signifikan pada pengurangan jumlah plastik yang berakhir di tempat pembuangan sampah dan lautan.

Segala sesuatu mulai dari piring dan nampan hingga mangkuk dan sendok hingga garpu dan pisau, dan bahkan wadah busa polistiren, akan termasuk dalam lingkup undang-undang baru ini. Peralatan makan plastik akan segera dilarang di semua restoran, toko, dan pedagang kaki lima di Inggris.

Peralatan makan plastik sekali pakai telah menjadi masalah besar dalam beberapa tahun terakhir, karena sering digunakan hanya beberapa menit sebelum dibuang. Hal ini menyebabkan banyak sendok garpu plastik yang bertebaran di jalanan, taman, dan tempat umum lainnya. Itu juga memperburuk masalah polusi plastik di lautan.

Diperkirakan 1,1 piring plastik dan 4,25 peralatan makan plastik digunakan setiap tahun di Inggris saja, yang setara dengan 20 piring dan 75 peralatan makan per orang. Hanya 10% dari tumpukan plastik besar ini yang didaur ulang, dan sebagian besar sisanya berakhir di lautan, yang dapat membahayakan kehidupan laut dan mengganggu ekosistem yang rapuh di sana.

Pemerintah Inggris telah berada di garis depan dalam upaya menghentikan polusi plastik. Pada tahun 2018, mantan Perdana Menteri Theresa May mengatakan bahwa negara akan bekerja untuk menghilangkan semua sampah plastik yang dapat dihindari pada tahun 2042.

“Kerusakan yang disebabkan oleh plastik terhadap kehidupan laut dan lingkungan menjadi semakin nyata. Kami ingin melihat kemasan plastik dihapuskan dan benar-benar dilarang dalam produk yang biasanya dikaitkan dengan membuang sampah sembarangan. Kami telah melarang sedotan plastik, pengaduk, dan cotton buds dan sekarang berencana untuk memperluas larangan ke peralatan makan di mana bahan alternatif, seperti kayu, dapat digunakan,” kata Menteri Lingkungan Hidup George Eustice.

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengeluarkan peringatan yang mengerikan tentang krisis polusi plastik global, mengatakan bahwa jika pemerintah negara-negara tidak segera bertindak, situasinya akan memburuk secara dramatis. Sebuah laporan dari Program Lingkungan PBB menyebutkan bahwa pada tahun 2040, jumlah sampah plastik yang masuk ke ekosistem perairan bisa mencapai 37 juta ton per tahun, hampir tiga kali lipat dari sekarang.

Sebagian besar plastik sekali pakai berasal dari bahan bakar fosil, dan produksi serta pembuangannya menghasilkan emisi yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Jika produksi plastik terus berlanjut dengan kecepatan saat ini, dunia tidak akan mampu membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat.