Jam tangan mewah biasanya tidak dikaitkan dengan sustainability, tetapi acara horologi terkemuka Watches and Wonders di Jenewa mengubah persepsi itu. Acara yang berlangsung dari 30 Maret hingga 5 April ini memiliki fokus sustainability, dengan panel harian membahas transparansi, sirkularitas, dan sourcing yang bertanggung jawab. Para peserta pameran, yang mencakup beberapa pembuat jam tangan Swiss paling terkenal di dunia dan merek butik yang lebih kecil, memamerkan pilihan ramah lingkungan untuk produk mereka, seperti tali jam alternatif plastik daur ulang atau kulit nabati.
Nicolas Bos, CEO merek perhiasan dan jam tangan Prancis Van Cleef & Arpels, percaya bahwa tanggung jawab sosial perusahaan serta dampak sosial dan lingkungan menjadi semakin penting bagi merek-merek mewah. Dia mengidentifikasi sumber bahan baku yang bertanggung jawab, seperti logam dan batu mulia, dan menggunakan energi terbarukan dan bahan daur ulang sebagai bidang utama yang ditangani oleh mereknya. Bos mengatakan inisiatif untuk membuat keputusan yang lebih sadar lingkungan didorong oleh timnya.
Perusahaan jam tangan asal Swiss, Oris, telah mencapai status sertifikasi netral karbon dan berencana untuk terus mengurangi emisi sebesar 10% setiap tahun. Rolf Studer, co-CEO Oris, percaya bahwa bahan daur ulang tidak akan menyelesaikan masalah yang lebih besar yang dihadapi dunia. Sebaliknya, perusahaan berfokus pada pengurangan emisi dari penerbangan, perjalanan, pengemasan, berat, dan pengangkutan. Selain mengurangi dampaknya, Oris juga mengumpulkan uang untuk proyek konservasi, dan karyawan, pelanggan, dan partner industrinya berpartisipasi dalam beach clean up di seluruh dunia.
Chopard, merek perhiasan dan jam tangan Swiss, berkomitmen pada 100% penggunaan emas yang merupakan campuran emas Fairmined dan emas daur ulang. Perusahaan mempresentasikan informasi tentang inisiatif emas etisnya di Watches and Wonders, dan bekerja langsung dengan penambang emas artisanal kecil di Amerika Selatan untuk memberikan penghidupan yang baik bagi para pekerja. Perusahaan ini telah membantu beberapa mitra pertambangannya untuk mendapatkan sertifikasi Fairmined dan sekarang memiliki misi untuk meningkatkan jumlah emas yang bersumber dari mitra tersebut dari 40% menjadi 60%.
Sustainability bukan hanya aksi filantropi untuk Chopard, menurut Patricia Evequoz, kepala sustainability perusahaan tersebut. Perusahaan membayar premi kepada para penambang emasnya, tetapi intinya adalah melibatkan sustainability dalam bisnis inti dan strategi perusahaan. Bagi Chopard, inisiatif emas yang ditambang secara etis sangat penting dan harus dilanjutkan.
Jam tangan mewah sering dipandang sebagai simbol pemborosan, namun industri ini sekarang mengambil langkah menuju sustainability. Para peserta pameran di Watches and Wonders menunjukkan bahwa kemewahan dan sustainability dapat berjalan seiring, dan memimpin dalam mempromosikan tanggung jawab lingkungan dalam industri. Seperti yang dikatakan Nicolas Bos, “Adalah alasan yang sangat bagus bahwa kita membangun integritas, dalam hampir semua hal yang kita lakukan.”