Forum Tri Hita Karana 2022 Mengkatalisasi $30 Miliar untuk Proyek Terkait SDG

“Forum Tri Hita Karana Blended Finance” diselenggarakan  pada tanggal 13 dan 14 November 2022 di Bali. Di bawah naungan Presiden Indonesia Joko Widodo, Forum THK yang berlangsung selama dua hari ini merupakan acara sampingan keberlanjutan unggulan untuk B20 dan KTT Pemimpin G20 dan menarik ratusan pemimpin dari bisnis, keuangan, pemerintah, filantropi, dan akademisi.

Tantowi Yahya, Executive Lead THK Forum 2022 menjelaskan, “Forum THK bertindak sebagai platform untuk memamerkan dan merayakan komitmen, pengumuman, dan tonggak utama terkait SDG untuk mendorong pembangunan berkelanjutan. Forum ini sengaja berorientasi pada hasil, tetapi juga akan intim untuk memungkinkan interaksi yang tulus di antara para peserta untuk mengeksplorasi solusi guna mendorong lebih banyak investasi dan inovasi.”

Membuka Forum THK 2022, H.E. Luhut B. Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia menyatakan, “Komitmen Indonesia terhadap perubahan iklim sudah ada dan sangat kuat. Namun, kami menghadapi kesenjangan keuangan untuk mempercepat pencapaian SDGs. Dengan demikian, pembiayaan campuran sangat penting untuk membiayai begitu banyak proyek iklim. Pemerintah Indonesia saat ini sedang menyelesaikan Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP), termasuk kolaborasi untuk pensiun dini pembangkit listrik tenaga batubara dan beralih ke energi terbarukan.”

Forum THK mengumumkan bahwa mereka telah mengkatalisasi janji, proyek, dan inisiatif senilai lebih dari $30 miliar untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB. Inisiatif ini sebagian besar diprioritaskan:

Mempercepat investasi dalam transisi energi yang berkeadilan di Indonesia
Meningkatkan pembiayaan untuk infrastruktur berkelanjutan & pengelolaan limbah
Memobilisasi modal untuk solusi berbasis alam – terutama lautan, hutan, dan sistem pangan regeneratif
Salah satu pengumuman besar adalah kesepakatan inovatif antara PLN (perusahaan utilitas milik negara Indonesia) dan Amazon untuk 210 megawatt (MW) energi terbarukan di empat proyek tenaga surya berskala utilitas di Indonesia. Ini juga pertama kalinya sebuah perusahaan akan dapat mengakses skala utilitas dan proyek tenaga surya baru di Indonesia. Keempat proyek solar tersebut akan berlokasi di Bali dan Jawa pada grid Jawa-Madura-Bali. Komitmen Amazon untuk menjadi off-taker adalah pendorong utama untuk proyek-proyek ini. PLN berencana untuk memperkenalkan lebih banyak peluang tarif ramah lingkungan untuk perusahaan lain yang berminat, sehingga membuka lebih banyak opsi pengadaan energi terbarukan perusahaan di negara ini.

Michael Punke, Wakil Presiden Global untuk Kebijakan Publik, Amazon Web Services (AWS) menambahkan, “Kita semua tahu bahwa tantangan iklim tidak dapat diselesaikan secara terpisah oleh pemerintah, sektor swasta, atau LSM. Ini akan membuat kita semua berkolaborasi, berbagi ambisi, dan membangun keahlian bersama. Inilah mengapa acara seperti ini, dan organisasi seperti Forum THK, sangat penting, karena menyatukan berbagai pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan dan praktik terbaik guna mendorong kolaborasi.”

Darmawan Prasodjo, Presiden Direktur PT. PLN mengatakan bahwa “Alasan kita perlu mempercepat transisi adalah karena kita perlu hidup di dunia di mana energi murah itu bersih. Dan energi bersih itu murah.”

Pengumuman menarik lainnya adalah peluncuran platform “Blue Halo S” bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. Blue Halo S adalah model baru untuk konservasi laut dan pengelolaan perikanan di Indonesia, dan merupakan perlindungan laut terpadu pertama dan pendekatan pengelolaan perikanan berkelanjutan yang dirancang untuk mendanai dirinya sendiri dari waktu ke waktu.

“Ada kebutuhan kritis untuk melestarikan ekosistem laut dan keanekaragaman hayati sambil membangun peluang mata pencaharian yang berkembang dan lebih berkelanjutan bagi masyarakat lokal. Pendekatan Blue Halo S berfungsi sebagai cetak biru untuk memungkinkan hal-hal ini berkembang bersama,” kata M. Sanjayan, Chief Executive Officer, Conservation International.

Inisiatif lainnya adalah program Bersih Indonesia yang berasal dari Aliansi untuk Mengakhiri Sampah Plastik (Alliance) yang mengumumkan komitmen US$36 juta untuk mendukung tujuan nasional Indonesia untuk mengurangi 70% polusi plastik di laut pada tahun 2025 dan mencapai kebocoran hampir nol pada tahun 2040. Dengan komitmen ini, Aliansi akan mendukung proyek-proyek di seluruh nusantara termasuk program andalannya, Bersih Indonesia: Eliminasi Sampah Plastik, yang telah dimulai dengan Tahap Satu di Malang.

“Asia telah berkinerja buruk dalam potensi ekonominya dan hal itu sekarang sedang berubah. Perekonomian Asia saat ini sedang berkembang dan dalam kondisi stabil serta dapat menjadi tujuan modal mencari Investasi yang berkelanjutan. Kemauan politik ada dan penyedia modal tahu agenda ini dapat diinvestasikan. Solusi keuangan campuran dapat membantu bergerak lebih cepat,” ujar Leong Wai Leng, Managing Director dan Regional Head APAC, CDPQ Global.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Uno yang juga hadir dalam forum tersebut menyatakan bahwa Indonesia sudah memiliki program ‘desa wisata’ ​​yang didanai