/

Dewi Rezer: Berdamai Dengan Anxiety

Setiap 40 detik ada satu orang di dunia ini yang bunuh diri. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Indonesia berada di posisi 62 dengan rata-rata 1 kematian tiap jamnya. Yang harus kita sadari adalah, kasus semacam ini bisa terjadi pada siapa saja, baik pada diri kita, maupun orang-orang terdekat. Tidak terlepas status sosial ataupun latar belakang pekerjaanmu. Cheryl Marella sempat berbicara empat mata dengan Dewi Rezer, aktris dan model yang sudah pernah mengalami dan berdamai dengan gangguan kecemasan (anxiety attack) yang hampir merenggut nyawanya dua kali. 

Dewi Rezer berdamai dengan Anxiety
Deewi Rezer Good Shot Indonesia

Wi, kalau kita balik ke sekitar lima tahun lalu waktu lo pertama kali ngerasain anxiety/panic attack, apa sih yang jadi trigger lo saat itu?

Ada dua sih waktu itu. Yang pertama gue dulu selalu merasa ingin dicintai. Jadi gue mencari cinta itu ditempat-tempat yang salah. Gue jadi mencari cinta itu di relationship, di orang lain, di mantan suami, mantan pacar, dan lain lain. Sementara gue sendiri belum bisa memberikan cinta dan kasih sayang ke diri gue sendiri. Yang kedua, menerima diri gue. Kan gue sebenernya cukup intuitive ya, tapi karena dulu suka di judge, dibilang kemampuan gue nggak sejalan sama Tuhan, dibilang witch lah, gue jadi nolak diri sendiri. Tapi sekarang gue belajar, gue udah ngerti gimana mengasihi diri gue, gue udah sadar bahwa gue itu berharga dan pantas untuk dicintai, dan gue menerima diri gue apa adanya. Dengan gift gue dengan kelebihan dan kekurangan lainnya. Tapi dua hal itu dulu yang sering bikin gue panik.

Pertama Kali anxious kan setelah lo cerai ya, ketakutan lo saat itu apa Wi?

Gue terbiasa apa-apa berdua selama sekitar 12 tahun. Gue tiba-tiba merasa sendirian. Belum ngerti self love. Who’s going to love me? Perasaan sendirian itu sih yang menakutkan.

Terus gimana ngatasinnya? Intens banget kan itu…

Banget. Gue belajar self love sih. Gue bener-bener belajar nilai diri gue. Pelan-pelan gue mulai bisa menghargai diri gue lagi seutuhnya. Disitu gue baru sadar juga, yang bisa kasih cinta seutuhnya untuk gue ya gue sendiri. Kebahagiaan gue bukan di tangan orang lain, tapi di tangan gue sendiri. Gue belajar nggak ngurusin orang lain mau ngomong tentang apa soal gue, mau suka apa nggak suka sama gue, yang penting gue suka sama gue. Abis itu gue belajar grounding. Mendekatkan diri sama alam, gue dengerin youtube yang untuk meditasi, dan gue juga seleksi apa yang gue tonton dan dengerin. Seleksi apa yang mau gue omongin waktu lagi sama temen-temen. Nggak ngegosip. Pokoknya ngelakuin semua yang membangun diri gue dan sekitar. Berdamai dengan diri gue jadi kunci utamanya. 

Sekarang gue nggak takut sama sekali untuk ditinggalin. Sekarang kalau ketemu orang gue nggak mikir ‘Dia suka nggak ya sama gue?’, tapi gue mikir ‘Dia deserve gue nggak ya?’. The table has turned.

This is going to be a sensitive question, but I’m going to ask anyway. Dulu sempet karena lo anxious, sampai hampir bunuh diri, dua kali. What actually happened at those times?

Wah itu intens banget sih. Saking stresnya pernah sampe kepingin udahin aja lah semua. Gue bangun di suatu pagi kok terang dan indah semua. Gue kayak mimpi, ngikutin sinar terang gitu, waktu itu gue masih tinggal di apartemen, tiba-tiba kayak ada suara ngomong ‘Dew, kalau lo jatoh terus nggak mati, lo cacat bakal susah kerja lagi loh’… abis denger suara itu tiba-tiba gue kayak sadar, pas sadar gue udah duduk di jendela kamar gue, depan gue epicentrum, kaki gue udah gelantungan ke bawah jendela. Gue kaget, gue jatohin diri ke belakang, kepala gue kejeduk tembok, tapi selamat. Mungkin itu suara hati gue sendiri yang nyelamatin gue ya.

Yang kedua kalinya gue lagi tinggal di dapur gue (Dulce de Lece -red) tiba-tiba gue liat pisau roti yang panjang kayak pedang, tiba-tiba nggak inget gue udah nyayat tangan aja. Pegawai sampe jerit-jerit terus langsung dibawa ke dokter. Untuk nggak apa-apa. Tapi yaitu, bahayanya saat lo udah sangat tertekan bisa jadi kaya gitu.

That’s heavy. Tapi gimana ngatasinnya, you are doing amazing now! Gue yakin pasti ada yang baca ini dan bisa relate dengan cerita lomaybe your story will help them.

Yang pertama memang harus shifting fokus, kalau tadinya kita banyak fokus sama hal yang kita nggak suka, sekarang harus fokus ke hal yang bikin bahagia.

Kedua cari tau apa yang bikin kita bahagia, dan lakuin itu terus setiap hari. Harus ngerti kalo kebahagiaan kita ditangan kita bukan ditangan orang lain. Jadi orang lain mau ngapain aja nggak akan bisa pengaruhin perasaan kita, kecuali kita ijinin.

Ketiga, kenali diri kita sendiri, sayangin, hargain diri kita sendiri. Orang lain akan ngikutin cara kita memperlakukan diri kita. So set a high bar in this! Kita nggak bisa mengharapkan orang baik ke kita saat kita nggak baik ke diri kita. Stop kritik diri yang berlebihan, stop ngomong sambil becanda ‘duh bego banget sih gue’ stop itu semua. Say nice things about yourself. Akhirnya gue ngerti, dengan anxiety kemarin gue jadi lebih kenal diri gue, gue malah jadi orang yang lebih baik setiap harinya.

That’s so true. Thank you so much for opening up with us! Semoga semua yang baca bisa terinspirasi dari cerita lo ya 🙂

Kalau ada teman kamu yang mengalami anxiety atau depresi dan perlu bantuan, bisa coba hubungi beberapa lembaga dibawah ini ya.

1. Yayasan Pulih http://yayasanpulih.org/en/homepage/
2. Indo Psy Care https://indopsycare.simplybook.asia/v2/
3. Sehat Mental Indonesia http://sehatmental.id/

Love,
Cheryl Marella

9 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.