Menjelajahi Seni Bela Diri Peresean Lombok

Sumber: ntb.suara.com

Terletak di jantung Nusa Tenggara Barat, Pulau Lombok muncul sebagai permata budaya yang berbeda dari tetangganya, Bali.

Pulau menakjubkan ini, tersebar di wilayah seluas 5.435 km2 dan menduduki peringkat ke-108 dunia berdasarkan wilayah, memiliki kekayaan tradisi dan keindahan alam.

Baca: Lingkungan Sekitar Borobudur: Permadani Tradisi dan Modernitas

Kota Mataram merupakan pusatnya, namun detak jantung budaya pulau ini yang sebenarnya ditemukan dalam tradisi seni bela diri yang unik – Peresean.

Saat kamu melangkah ke tepi Gili Trawangan, perpanjangan dari Lombok, kamu langsung ditarik ke dalam tontonan paling memukau di pulau ini: Tradisi Peresean.

Seni bela diri kuno ini, yang merupakan ciri khas masyarakat Sasak di Lombok, lebih dari sekedar atraksi wisata; itu adalah portal menuju jiwa pulau itu.

Peresean, atau biasa dikenal dengan Stick Fighting, adalah tarian para pejuang, yang menunjukkan keterampilan dan keberanian.

Para pejuang yang dikenal dengan sebutan Pepadu ini melakukan duel dengan bertelanjang dada, bersenjatakan tongkat rotan (penitas) dan perisai kulit kerbau (ende).

Bentuk pertarungan ini bukan untuk mereka yang lemah hati.

Hal ini membutuhkan kecakapan fisik dan pemahaman mendalam tentang seni, menjadikannya domain profesional sejati.

Kemiripan Peresean dengan Gebug Ende di Bali memang luar biasa, namun Peresean menonjol karena tidak adanya batasan fisik, sehingga para petarung bebas mengendalikan tarian bela diri mereka.

Format tidak terbatas ini menambahkan elemen ketidakpastian dan kegembiraan, dengan perpaduan gerakan, penguasaan senjata, dan pertahanan perisai menciptakan tontonan yang ekstrem dan memikat.

Pertandingan Peresean adalah pengalaman indrawi. Wasit atau Pekembar mengawali duel dengan pukulan penyakit kusta, menandakan dimulainya dan berakhirnya setiap ronde.

Irama musik Beleganjur dan komentar-komentar yang enerjik semakin menguatkan suasana, mengubah pertarungan menjadi pertunjukan yang semarak.

Tapi Peresean lebih dari sekedar pertunjukan kehebatan bela diri. Ini mencerminkan etos pulau ini – sportivitas, humor, dan semangat komunitas.

Meskipun terlihat sangat ganas, tradisi ini berakar pada persahabatan. Pertengkaran, yang sering kali diselingi dengan momen-momen ceria, diakhiri dengan tawa dan penegasan kembali persahabatan.

Asal usul Peresean sama menariknya dengan seni itu sendiri. Awalnya, ini merupakan praktik seremonial untuk memohon hujan pada musim kemarau, dengan keyakinan bahwa semakin banyak darah yang ditumpahkan oleh Pepadu, maka hujan yang turun akan semakin deras.

Seiring berjalannya waktu, aspek ritual ini telah digantikan oleh pendekatan yang lebih berfokus pada hiburan, terutama di tempat-tempat wisata seperti Gili Trawangan.

Mengunjungi Lombok dan menyaksikan tradisi Peresean merupakan sebuah perjalanan menuju jantung budaya Sasak.

Ini adalah pengalaman yang lebih dari sekedar observasi, mengundang kamu untuk terlibat dengan warisan budaya dan masyarakat pulau ini.

Baca juga: Sanggar Seni Bali Sosialisasikan Pengenalan Dini Pelestarian Cagar Budaya

Dan jika kamu suka bertualang, kamu bahkan dapat mencoba seni kuno ini, meskipun risikonya ditanggung sendiri!

Tradisi Peresean Lombok bukan sekedar seni bela diri; ini adalah perayaan kehidupan, budaya, dan sejarah.

Ini adalah bukti semangat abadi pulau ini dan wajib dilihat oleh siapa pun yang ingin menggali lebih dalam kekayaan budaya Indonesia.

4 Comments

  1. Howdy, i read your blog occasionally and i own a similar one and i was just wondering if you get
    a lot of spam responses? If so how do you stop it, any plugin or anything you can advise?
    I get so much lately it’s driving me crazy so any help is very much appreciated.

    my web site :: vpn special coupon

Leave a Reply

Your email address will not be published.