Sarinah, juga dikenal sebagai PT. Department Store Indonesia, adalah tengara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta.
Didirikan pada tahun 1966 oleh Presiden Soekarno, mal ini memiliki misi untuk mendukung perdagangan dalam negeri dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Terletak di Jalan M.H. Thamrin, gedung pencakar langit dan mal pertama di kota ini.
Selama tahun 1970-an, Sarinah berperan penting dalam mempromosikan kerajinan lokal dan mendukung perekonomian Indonesia.
Pada tahun 1979, secara resmi berganti nama menjadi PT. Sarinah (Persero).
Seiring waktu, Sarinah memperluas jangkauannya, membuka cabang di Semarang dan meluncurkan program untuk menampilkan produk dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Pada 1990-an, mal ini mengalami renovasi untuk menarik penyewa baru dan mempertahankan popularitasnya sebagai pusat perbelanjaan.
Pada tahun 2000-an, diversifikasi ke perdagangan, mengekspor produk dan komoditas Rumah Sarinah melalui kemitraan dengan UMKM dan koperasi.
Baca: 5 Tempat Wisata di Jakarta, Seru dan Terjangkau
Pada tahun 2020, manajemen memulai proyek revitalisasi untuk memodernisasi dan tetap relevan di pasar.
Penutupan McDonald’s di mal itu menarik perhatian publik, dan penyewa lainnya mengikuti karena transformasi mal.
Sarinah yang direvitalisasi sekarang hadir sebagai mal komunitas, menawarkan ruang kreatif, wisata sejarah dan budaya, dan toko-toko yang menampilkan produk-produk lokal secara eksklusif.
Setelah hampir dua tahun direnovasi, Sarinah dibuka kembali dengan tampilan yang segar, elegan, dan modern.
Pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas. Mal ini menawarkan gerai makanan, pilihan berbelanja, wisata sejarah dan budaya, dan tempat foto yang indah.
Dengan desain baru menampilkan desain modern dengan sentuhan lokal. Ruang terbuka hijau menyediakan tempat berkumpul bagi pengunjung.
Mal ini memamerkan warisan budaya Indonesia yang kaya, menampilkan koleksi busana, batik, tenun, keramik, dan aksesoris yang dibuat oleh produsen lokal.
Wisata sejarah dan budaya menonjolkan relief-relief dari zaman Bung Karno yang menggambarkan kegiatan bertani, berdagang, dan menangkap ikan.
Sebuah museum mini menampilkan foto dan narasi yang mengisahkan perjalanan Sarinah selama bertahun-tahun.
Mal ini juga menyediakan fasilitas untuk berbelanja, bersantap, dan menemukan kerajinan tangan, dekorasi rumah, dan boneka tradisional.
Baca juga: 3 Kafe Ramah Lingkungan di Jakarta
Sarinah bertujuan untuk menjadi lebih dari sekedar tujuan belanja. Ini berfungsi sebagai pusat komunitas, dengan ruang seperti Skydeck dan Amphitheatre.
Skydeck menawarkan pemandangan kota yang menakjubkan dan ideal untuk mengabadikan momen tak terlupakan.
Amphitheatre menyediakan tempat bersantai, berbincang, dan mengamati semaraknya suasana Jalan Thamrin.
Sarinah mudah dijangkau dengan transportasi umum, termasuk bus Transjakarta dan fasilitas parkir sepeda bagi yang lebih suka bersepeda.
Sarinah yang direvitalisasi mewujudkan perpaduan modernitas, budaya, dan keterlibatan masyarakat.
Menjadi magnet bagi wisatawan, wadah bagi UMKM, dan hub bagi peminat seni budaya, Sarinah bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mendukung UMKM dan mendorong kolaborasi.
깊은수면음악