Membentuk Masa Depan Batik: Peran Penting Generasi Muda

Pada konferensi pers Hari Batik Nasional di Jakarta, Archangela Yudi Aprianingrum, ujung tombak Unit Museum Batik Indonesia, menekankan potensi generasi muda dalam pelestariannya.

Arum, begitu ia disapa, percaya bahwa seseorang tidak perlu menjadi seorang pembatik tradisional untuk berperan penting dalam pelestariannya.

Baca: NFT Batik Pertama di Dunia Kolaborasi Era Soekamto dan Purpose NFT

“Mengapa membatasi kontribusi hanya pada kerajinan saja?” Arum merenung.

Seorang siswa yang asyik dengan biologi mungkin berani mengembangkan tanaman pewarna dengan hasil lebih tinggi.

Penggemar teknik mungkin memanfaatkan teknologi mesin inovatif untuk memproduksi kain tersebut.

Dari awal desain hingga distribusi akhirnya, terdapat banyak sekali kesempatan bagi kaum muda untuk menanamkan bakat modern mereka ke dalam bentuk seni kuno ini.

Sentimen ini tidak hanya meluas ke generasi Z saat ini tetapi juga generasi Alpha yang akan datang.

Museum Batik yang terletak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berdiri sebagai bukti pesona kain tradisional yang abadi.

Membanggakan koleksi 730 kain tradisional Indonesia yang mengesankan bekerja sama dengan Yayasan Batik Indonesia, museum ini menawarkan tampilan bergilir, memastikan setiap kunjungan terasa segar dan unik.

Dan ini bukan hanya tentang menonton; Arum mengajak siapa pun yang berminat untuk berpartisipasi, belajar, dan bahkan menyumbangkan batik, sehingga semakin memperkaya permadani cerita museum.

Lokakarya yang diadakan di Museum Batik menawarkan pengalaman mendalam, mulai dari menguasai teknik ‘canting’ yang rumit hingga memahami seluk-beluk pewarnaan.

Sesi praktik langsung ini merupakan bukti meningkatnya minat di kalangan generasi muda. Seperti yang diungkapkan Arum, “Ada daya tarik yang tak terbantahkan untuk mempelajari sesuatu yang baru. Respons luar biasa yang kami terima terhadap lokakarya kami menunjukkan antusiasme kaum muda.”

Dalam rangka menjembatani masa lalu dengan masa kini, Museum Batik juga berencana menerima sumbangan batik dari masyarakat dan memamerkan koleksi pribadi.

Baca juga: Sejarah Singkat Kebaya Untuk Kamu Ketahui

Baik itu kontribusi dari warga biasa atau artefak yang memiliki resonansi sejarah, seperti yang dikenakan oleh kepala negara, museum memastikan setiap karya melalui kurasi yang cermat.

Batik Indonesia, dengan pola rumit dan kekayaan sejarahnya, berfungsi lebih dari sekedar kain; ini adalah kanvas tempat kaum muda dapat mengukir aspirasi mereka.

Ketika mereka memadukan ide-ide inovatif mereka dengan tradisi pembuatan kain tradisional Indonesia yang mengakar, tidak ada keraguan bahwa masa depan kerajinan berharga ini berada di tangan yang dinamis dan cakap.

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.