/

Delima Silalahi: Aktivis Lingkungan yang Meraih Goldman Environmental Award

Delima Silalahi, Direktur Eksekutif Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), merupakan salah satu dari enam penerima penghargaan Goldman Environmental Foundation untuk kegiatan lingkungan akar rumput pertama di dunia pada tahun 2023. Dia diakui dalam kategori wilayah dan negara kepulauan atas karyanya melindungi hutan adat di Sumatera Utara (SUMUT), Indonesia. Pada tahun 2022, Delima memimpin kampanye yang sukses dengan masyarakat adat di Tano Batak untuk mendapatkan hak atas 7.213 hektar hutan adat.

Delima telah terlibat dengan KSPPM sejak berusia sembilan tahun dan tinggal di Siborongborong, Tapanuli. Setelah lulus dari Universitas Sumatera Utara pada tahun 1999, ia bergabung dengan KSPPM secara penuh sebagai staf administrasi. Melalui pekerjaan inilah dia belajar tentang upaya organisasi untuk membantu masyarakat Tano Batak dan melindungi hutan adat.

Sebagai pendamping, Delima tinggal bersama masyarakat di desa dan membantu mendidik mereka tentang undang-undang yang mendukung pengakuan hak-hak masyarakat adat dan klaim hutan adat. Dia menghadapi tantangan sebagai perempuan di Indonesia dan seringkali harus meninggalkan keluarganya untuk bepergian ke berbagai desa. Untuk mendorong partisipasi perempuan yang lebih besar, ia menerapkan perubahan seperti mengadakan pertemuan lebih dekat ke desa dan pada waktu yang lebih nyaman bagi perempuan.

Upaya Delima membuahkan hasil pada tahun 2012 ketika Mahkamah Konstitusi menegaskan bahwa hutan adat bukanlah hutan negara. Termotivasi oleh keputusan ini, dia melipatgandakan upayanya untuk mengorganisir masyarakat untuk mengamankan hutan adat. Pada tahun 2021, Delima dan KSPPM berhasil melakukan protes terhadap perusahaan pulp dan kertas yang mengakibatkan 6.333 hektar hutan adat dikembalikan kepada Masyarakat Adat Tano Batak.

Terlepas dari kemenangan ini, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Delima dan AMAN Tano Batak bekerja sama dengan 33 masyarakat adat lainnya mengamankan hutan adat di sekitar Danau Toba seluas 30.000 hektar. Dari 33 komunitas yang mendaftar, hanya 18 yang telah diverifikasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Delima berharap gerakan masyarakat adat dan masyarakat sipil di Tano Batak dan Indonesia semakin kuat untuk mendesak pemerintah menyelesaikan konflik penguasaan hutan adat.

8 Comments

  1. I am curious to find out what blog system you are working with?
    I’m experiencing some minor security issues with my latest blog and I would like to find something more
    risk-free. Do you have any solutions?

  2. Thanks for your marvelous posting! I actually enjoyed reading it, you might be
    a great author. I will remember to bookmark your blog and
    will often come back at some point. I want to encourage one to continue your great posts, have a nice weekend!

  3. No matter if some one searches for his necessary thing, thus he/she wants
    to be available that in detail, therefore that thing
    is maintained over here.

  4. A person essentially lend a hand to make significantly
    posts I would state. That is the first time I frequented your web page and up to now?
    I surprised with the analysis you made to make this particular post incredible.

    Magnificent job!

Leave a Reply

Your email address will not be published.